Wednesday, 10 February 2016

Bocah Penakluk Ular



Ular adalah salah satu hewan berbahaya yang ada di sekitar kita. Bukan hanya karena bisa beracun yang mematikan, tetapi banyak juga orang percaya bahwa ular membawa dampak buruk bagi kehidupan, apalagi ular datang dan masuk ke dalam rumah wanita yang tengah hamil. Semua itu benar atau tidak, tergantung kepercayaan masing-masing.

Well, kali ini aku mau cerita tentang bocah-bocah pemberani, meskipun dengan ular sekalipun. Saat itu aku, Dik Anita, Mbak Yeni, dan Zidan sedang duduk di depan rumah. Tiba-tiba Kak Har—suami Mbak Yeni—berbelok ke halaman rumah kosong. Laki-laki dua anak itu nampaknya sangat penasaran dengan sesuatu, sampai galon yang dibelinya dengan isi yang ada di pundak kanannya tidak sempat diletakkan. Kami jadi penasaran saat Kak Har memanggil Yulianto, dan sesuatu yang besar mengejutkan kami. Seekor ular dengan panjang kira-kira tiga meter menunjukkan tariannya. Tidak ada yang berani menyentuhnya, karena ular sebesar kaki orang dewasa itu terlihat seperti ular cobra, dan ia terperangkap di jaring milik Kak Har.

Kak Har adalah penjual burung-burung kecil dengan aneka warna dan suara. Ia memang sengaja memasang jaring di samping rumah kosong—depan rumahnya, siapa tahu ada burung kecil indah yang terperangkap dan akan dijual—tidak ada hewan yang tersakiti di sini. Namun, tak ada hasil. Hanya beberapa kelelawar saja yang tersangkut, dan ular panjang itu sepertinya ingin memangsa si kelelawar. Namun, bukannya dapat makanan, lehernyalah yang tersangkut di antara jaring dengan celah kecil tersebut.



Tak lama kami melihat, adzan dhuhur berkumandang. Kami bubar. Namun, seusai sholat dhuhur, dua bocah pemberani bernama Yulianto dan Tedi membawa ular tersebut dan membuangnya ke bengawan solo. Nampaknya ular tersebut sudah kelelahan dan menyerahkan akhir hidupnya. Sebenarnya bukan kedua bocah tersebut yang membunuh ularnya. Ularnya sudah mati duluan dan kedua bocah itulah yang membuangnya, daripada ularnya bisa hidup lagi. Hehe.

No comments: