Ular
adalah salah satu hewan berbahaya yang ada di sekitar kita. Bukan hanya karena
bisa beracun yang mematikan, tetapi banyak juga orang percaya bahwa ular
membawa dampak buruk bagi kehidupan, apalagi ular datang dan masuk ke dalam rumah
wanita yang tengah hamil. Semua itu benar atau tidak, tergantung kepercayaan
masing-masing.
Well,
kali ini aku mau cerita tentang bocah-bocah pemberani, meskipun dengan ular
sekalipun. Saat itu aku, Dik Anita, Mbak Yeni, dan Zidan sedang duduk di depan
rumah. Tiba-tiba Kak Har—suami Mbak Yeni—berbelok ke halaman rumah kosong.
Laki-laki dua anak itu nampaknya sangat penasaran dengan sesuatu, sampai galon
yang dibelinya dengan isi yang ada di pundak kanannya tidak sempat diletakkan.
Kami jadi penasaran saat Kak Har memanggil Yulianto, dan sesuatu yang besar
mengejutkan kami. Seekor ular dengan panjang kira-kira tiga meter menunjukkan
tariannya. Tidak ada yang berani menyentuhnya, karena ular sebesar kaki orang
dewasa itu terlihat seperti ular cobra, dan ia terperangkap di jaring milik Kak
Har.
Kak
Har adalah penjual burung-burung kecil dengan aneka warna dan suara. Ia memang
sengaja memasang jaring di samping rumah kosong—depan rumahnya, siapa tahu ada
burung kecil indah yang terperangkap dan akan dijual—tidak ada hewan yang
tersakiti di sini. Namun, tak ada hasil. Hanya beberapa kelelawar saja yang
tersangkut, dan ular panjang itu sepertinya ingin memangsa si kelelawar. Namun,
bukannya dapat makanan, lehernyalah yang tersangkut di antara jaring dengan celah
kecil tersebut.
Tak
lama kami melihat, adzan dhuhur berkumandang. Kami bubar. Namun, seusai sholat
dhuhur, dua bocah pemberani bernama Yulianto dan Tedi membawa ular tersebut dan
membuangnya ke bengawan solo. Nampaknya ular tersebut sudah kelelahan dan
menyerahkan akhir hidupnya. Sebenarnya bukan kedua bocah tersebut yang membunuh
ularnya. Ularnya sudah mati duluan dan kedua bocah itulah yang membuangnya,
daripada ularnya bisa hidup lagi. Hehe.


No comments:
Post a Comment